Arjuna adalah tokoh ksatria yang tak asing bagi siapapun di negeri ini. Meskipun digempur oleh K-pop, drakor dan oppa oppa kyut yang bikin hanyut, nyatanya kepopuleran dan kegantengan Arjuna masih eksis sampai sekarang bestie.
Padahal ya gaes ya tokoh Arjuna ini tertulis di kitab Mahabaratha pada abad ke 3 sebelum Masehi loh, bisa dibayangin kan sudah berapa lama beliau bertengger di puncak selebritas Nusantara.
Wajarlah begitu adanya, sebab Arjuna memiliki paket lengkap yang nyaris sempurna. Kesaktiannya dalam memanah tiada banding, tiada tanding. Tutur katanya lembut dan selalu menerapkan 5S kepada siapapun dimanapun. Kebayang kan kalau hidup di jaman now, Arjuna pasti punya jutaan followers di sosmed.
Arjuna adalah anak ketiga dari lima bersaudara yang menyatu dalam branding Pandawa Lima. Ini identik banget sama Balai Besar POM di Jakarta, yang punya branding Nyok Kite RB. Sama sama BerAKHLAK dan pelayan masyarakat.
===OoO===
Banyak kisah teladan yang bisa diambil dari sekian banyak perjuangan Arjuna bersama Pandawa Lima. Salah satunya adalah integritas Arjuna dalam mencari pusaka ketika peristiwa kelahiran Gatot Kaca.
Gatot Kaca adalah keponakan Arjuna yang terkenal dengan julukan otot kawat tulang besi. Sejak lahir kesaktian Gatot Kaca sudah luar biasa. Saking saktinya bayi Gatot Kaca, tali ari arinya tidak mempan dipotong pakai alat apapun. Jadilah ari ari itu terus menempel di tubuh mungilnya tanpa bisa dipisahkan.
Tentunya hal ini membuat seluruh penghuni kerajaan Pringgondani jadi resah dan gelisah. Mereka merasa tidak nyaman melihat ari ari Gatot Kaca yang menempel dan terbawa kemanapun Gatot Kaca pergi . Peristiwa ini sampai tersiar ke beberapa kerajaan tetangga. Bahkan bisik bisik kerajaan tetangga diluar sana mulai bikin telinga memerah.
Arjuna yang inovatif dan cepat tanggap segera mencari cara agar masalah ini dapat segera terselesaikan. Teringat ia akan sebuah pusaka sakti yang bernama Kunta Wijaya milik Batara Guru. Kunta Wijaya diyakininya sebagai pusaka pamungkas yang dapat digunakan untuk memotong tali ari ari sang keponakan.
Arjuna segera mengajukan proposal peminjaman pusaka kepada Batara Guru. Setelah dinilai layak, Batara Guru menyetujui permohonan Arjuna. Awalnya Batara Guru akan datang menemui Arjuna di sebuah gua. Namun karena kesibukan beliau menjadi nara sumber pada webinar di kahyangan, akhirnya diutuslah asistennya yaitu Batara Narada untuk membawa Kunta Wijaya kepada Arjuna.
Arjuna menunggu kehadiran Batara Narada disebuah gua yang bersih dan nyaman. Namun ternyata di gua itu juga ada seorang Bala Kurawa yang sedang leyeh leyeh menikmati ademnya suasana. Bala Kurawa itu bernama Adipati Karna. Arjuna menjadi kurang nyaman dengan adanya Adipati Karna, sebab golongan Kurawa selalu berbuat onar dan kegaduhan dimana mana.
===OoO===
Satu gua dengan dua orang didalamnya membuat Batara Narada menjadi liyer. Niat hati memberikan Kunta Wijaya untuk Arjuna, kok ya salah alamat malah dikasih ke Adipati Karna. Adipati Karna yang menyadari bahwa yang didapatnya bukan pusaka ecek ecek langsung menggenggamnya erat erat, dan dorr melesat pergi.
Waduh bakalan geger geden ini. Arjuna yang menyadari kesalahan itu segera lari mengejar Adipati Karna untuk meminta Kunta Wijaya kembali. Arjuna tahu ini tidaklah mudah, namun ia yakin akan bisa mendapatkannya.
“ Tolong berikan Kunta Wijaya padaku Karna. Itu bukan milikmu.” kata Arjuna dengan sopan
“ Aku yang mendapatkan, kenapa kamu yang menginginkan? Janji jangan iri boss..” Jawab Adipati Karna
Wajah Arjuna sedikit berubah. Sebenarnya mau marah, tapi coba diredamnya dengan memberi sedikit senyuman
“ Adipati Karna, aku membutuhkan pusaka itu demi rakyat Pringgondani yang menginginkan Gatot Kaca dapat segera terlepas dari tali ari arinya “ Arjuna mencoba menjelaskan baik baik.
Namun Adipati Karna justru tertawa terbahak bahak. Gigi taringnya sampai terlihat semua. Mendengar orang menderita makin bahagia dia rupanya.
“Begini saja Arjuna, supaya kita sama sama untung bagaimana kalau kuberikan kau lope sekebon , eh maksudnya apel sekebon, tapi relakan Kunta Wijaya untukku ya.” Adipati Karna coba melobi.
“ No way “ Arjuna menggelengkan kepalanya dengan tegas “ Untuk kemashlahatan Kerajaan Pringgondani aku harus membawa Kunta Wijaya”
“ Yakin begitu? Tambah dengan tiket gratis jalan jalan keliling Astinapura gimana?” Adipati Karna terus membujuk.
“ Maaf tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun ” Jawab Arjuna yang tetap yakin pada pendiriannya.
Adipati Karna sudah kehabisan cara. Tak bisa lagi ia mengelak dari permintaan Arjuna. Sekuat tenaga ia berusaha menandingi kesaktian Arjuna demi mempertahankan Kunta Wijaya .
Terjadilah pertarungan yang sengit. Ternyata Adipati Karna memiliki kesaktian yang hampir sama dengan ksatria sekaliber Arjuna. Namun bukan Pandawa namanya jika tidak bisa mengalahkan Kurawa. Dengan susah payah akhirnya Arjuna berhasil merebut Kunta Wijaya dari tangan Adipati Karna.
===OoO===
Arjuna bergegas menuju ke Pringgondani. Rasa lelah tak lagi dirasanya karena ekspektasi yang tinggi untuk mencoba kesaktian Kunta Wijaya. Dipegangnya erat erat pusaka itu, jangan sampai ada orang lain yang bisa merebutnya lagi.
Sampai di Pringgondani Arjuna disambut oleh Bima kakaknya yang juga ayah dari Gatot Kaca. Berdua mereka segera menghampiri Gatot Kaca untuk memotong tali ari arinya. Ternyata benar, dengan bantuan Kunta Wijaya tali ari ari Gatot Kaca dapat terputus. Setelah Gatot Kaca dapat terpisah dari ari ari nya seluruh penghuni Pringgondani merasa lega dan bersyukur. Rasa terimakasih yang luar biasa dihaturkan pada Arjuna.
Dengan kompetensi dan segala kesaktian yang dimilikinya Arjuna selalu berpihak pada kebenaran, tidak pernah membenarkan gratifikasi dan mengutamakan kepentingan rakyat. Hal ini menjadikannya tokoh yang dibanggakan dan dapat diandalkan oleh rakyatnya.
Begitulah satu dari beribu perjuangan Arjuna sebagai ksatria dalam wiracarita Mahabaratha. Meskipun akhir hayatnya Arjuna harus gugur dalam perang Barata Yudha , namun ia telah gugur sebagai kesuma yang harum dengan segala kebaikannya. Semoga dapat menginspirasi kita semua. Terimakasih.
0 Komentar
Apa tanggapanmu?